TeknoLaNesia
Jakarta – Mar Jane Veloso lolos dari regu tembak Indonesia bukan karena juara dunia tinju Filipina Manny Pacquiao mengirim permintaan khusus kepada Presiden Joko Widodo. Juga bukan karena panitia KTT ASEAN mengatur Jokowi bergandengan tangan dengan Presiden Filipina Benigno Aquino III di Malaysia.
Pembatalan eksekusi lebih disebabkan oleh peristiwa di Filipina sendiri, Selasa (28/4), ketika seorang wanita bernama Maria Kristina Sergio menyerahkan diri pada pihak berwajib dan diduga dia adalah perekrut Veloso untuk menyelundupkan heroin ke Indonesia.
Sergio menyerahkan diri bersama suaminya, Julius Lacanilao, yang juga menghadapi tuduhan rekrutmen ilegal.
Dalam pengakuannya, Sergio mengatakan dia mendapat ancaman pembunuhan dari nomor tak dikenal dalam ponselnya. Orang tua Veloso, tambahnya, juga mengancam lewat Facebook.
Sejauh ini mereka berdua belum dijadikan tersangka, sampai penyidikan kasus tersebut dituntaskan oleh Badan Penyidik Nasional Filipina atau National Bureau of Investigation (NBI), namun tetap dalam tahanan polisi setempat.
Veloso ditangkap di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta karena diketahui membawa heroin seberat 2,6 kg dengan cara diselipkan di dalam koper yang telah dijahit.
Menurut berita-berita sebelum ini, Sergio, Lacanilao, dan seorang pria yang diduga keturunan Afrika dengan julukan "Ike" disebut sebagai perekrut Veloso, dengan dalih menjanjikan pekerjaan di Malaysia.
Rentetan kejadian ini memang sangat dramatis, karena terjadi hanya sekitar 12 jam sebelum eksekusi dilakukan, dan pemerintah Indonesia sendiri sampai Selasa pagi masih berkukuh akan tetap mengeksekusi Veloso.
Menjadi Bukti Baru
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan pemerintah menerima pemberitahuan bukti baru ini dari Migrant Care, sedangkan Presiden Aquino mengaku langsung menghubungi Presiden Jokowi tentang hal yang sama.
Juru bicara Kejaksaan Agung Tony Spontana tak menampik bahwa fakta baru inilah yang membuat eksekusi Veloso dibatalkan.
Meskipun Tony tidak merinci, namun menurut sistem hukum di Indonesia, peninjauan kembali dapat dilakukan terpidana dengan syarat ditemukannya bukti baru yang mungkin bisa menggugurkan vonis bersalah atau mengurangi hukuman.
Kronologis peristiwa penyerahan diri Sergio dan jadwal eksekusi Veloso begitu mepet, namun secara hukum tindakan aparat di Indonesia untuk membatalkan eksekusi dibenarkan karena ini menyangkut masalah nyawa.
Kementerian Kehakiman Filipina telah mengeluarkan surat panggilan pada Sergio, suaminya dan “Ike” untuk menghadap jaksa pada 8 Mei nanti.
Karena keberadaan dan identitas Ike belum jelas, NBI melakukan koordinasi dengan penyidik Malaysia untuk menemukannya, menurut pemberitaan sejumlah media Filipina.
Veloso sebelumnya mengatakan dia dan Sergio bertemu Ike di Malaysia pada 2010, sebelum kemudian dia dikirim ke Indonesia. Dia diberi tas kosong oleh Ike dan harus membawanya ke Indonesia, dan kemudian dijanjikan pekerjaan di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga.
Versi Veloso
Tiga hari sebelum jadwal eksekusi, saat dikunjungi keluarganya di Nusakambangan, Veloso menuliskan sejumlah surat yang ditujukan kepada pemerintah Filipina, kepada orang-orang yang dianggapnya menjerumuskan dia, serta kepada generasi muda dan kaum wanita Filipina.
Salah satu surat tulisan tangan itu menegaskan kalau dia tak bersalah dan hanya menjadi korban. Terjemahannya sebagai berikut:
“Kepada para anak muda Filipna yang saya cintai: saya Mary Jane, korban kasus penyelundupan narkoba. Karena tekad saya untuk mengubah kehidupan keluarga, saya menerima tawaran seorang teman untuk bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga. Wanita itu begitu baik pada saya, sehingga saya tak pernah curiga kalau dia akan melakukan hal buruk. Narkoba ditemukan dalam tas yang saya bawa, yang dibelikan oleh seorang teman. Saya ditangkap polisi dan dihukum mati.”
Lalu dalam surat lainnnya, dia secara khusus menyerang orang-orang yang dia sebut telah menjebaknya, tanpa menyebut nama:
“Semoga hati nurani membuka pikiran kalian. Semoga mereka yang bertanggung-jawab mempertaruhkan nyawa saya dapat segera tertangkap sehingga tidak ada lagi orang yang menjadi korban seperti saya. Sangat menyakitkan dan sulit untuk menerima apa yang telah saya alami sejauh ini, gara-gara orang seperti kalian yang melakukan tindakan jahat.”
Ini Peristiwa yang Menyelamatkan Nyawa Mary Jane
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar